Samarinda, Sketsa.id — Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Damayanti, mengapresiasi tingginya representasi perempuan di jabatan strategis pemerintahan daerah. Namun, ia menekankan keprihatinannya atas penurunan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Hal ini disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPRD Kaltim, Senin (19/5/2025).
“Di tingkat eksekutif, kita patut berbangga. Sekretaris Dewan (Sekwan), Sekretaris Daerah (Sekda), Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesra), hingga pimpinan RSUD A. Wahab Sjahranie dan Rumah Sakit Mata, semuanya dipimpin perempuan. Bahkan, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala UPTD Atma Usada juga perempuan. Ini pencapaian luar biasa,” ujar Damayanti.
Namun, ia menyayangkan tren sebaliknya di legislatif. Keterwakilan perempuan di DPRD Kaltim periode ini hanya tersisa tujuh orang, turun dari periode sebelumnya. Di tingkat lokal, seperti Dapil Balikpapan, jumlah perempuan di kursi dewan berkurang dari dua orang (periode sebelumnya) menjadi satu orang, yakni dirinya sendiri.
“Ini menunjukkan gaung suara perempuan di legislatif masih lemah. Bukan karena kurang kompeten, tapi faktor keberanian dan dukungan publik yang masih terbatas,” jelasnya.
Damayanti mengakui, tantangan kultural seperti stereotip “sumur, kasur, dapur”masih melekat pada perempuan, menghambat partisipasi politik.
“Berani maju di pemilu butuh mental kuat. Apalagi, masyarakat kerap meragukan kapasitas perempuan di luar peran domestik,” tambahnya.
Ia juga mengaitkan isu ketahanan keluarga dengan rendahnya edukasi gender. Maraknya pernikahan dini dan kasus kekerasan dalam keluarga, termasuk pelecehan oleh orang tua kandung/tiri, menjadi bukti rapuhnya fondasi nilai di masyarakat.
“Ketahanan keluarga harus dimulai dari penguatan iman, pemahaman norma, dan adaptasi bijak terhadap teknologi,” tegas legislator dari Dapil Balikpapan ini.
Meski begitu, Damayanti optimistis. Tujuh anggota legislatif perempuan di Kaltim saat ini, menurutnya, adalah modal awal untuk membawa perubahan.
“Mereka berasal dari latar belakang beragam dan terus belajar. Kepercayaan masyarakat ini harus dijawab dengan kerja nyata,” tutupnya. (Adv/ DRPD Kaltim)