SpaceX Luncurkan Roket untuk Jemput 2 Astronot AS yang Terjebak 9 Bulan di Luar Angkasa

Washington, Sketsa.id – NASA bersama SpaceX berhasil meluncurkan misi penjemputan dua astronot Amerika Serikat, Butch Wilmore dan Suni Williams, yang telah terjebak selama sembilan bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Peluncuran ini dilakukan pada Jumat, 14 Maret 2025, dari Kennedy Space Center di Florida.

Roket Falcon 9 milik SpaceX lepas landas pukul 07.03 malam waktu setempat (23.03 GMT) membawa empat astronot dalam misi Crew-10.

Keempat astronot tersebut akan menggantikan Wilmore dan Williams, dua veteran NASA sekaligus mantan pilot uji Angkatan Laut AS.

Keduanya awalnya tiba di ISS pada Juni 2024 menggunakan kapsul Starliner Boeing yang mengalami kerusakan, hingga akhirnya terpaksa tinggal lebih lama dari rencana.

“Peluncuran Crew-10 berlangsung saat Wilmore dan Williams sedang tidur sesuai jadwal harian mereka di ISS,” ungkap Wakil Manajer Program ISS NASA, Dina Contellam, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu, 15 Maret 2025.

Setelah kru baru tiba di ISS pada Sabtu malam pukul 23.30 waktu setempat, Wilmore dan Williams dijadwalkan pulang paling cepat pada Minggu dini hari pukul 04.00 bersama astronot NASA Nick Hague dan kosmonot Rusia Aleksandr Gorbunov.

Misi Crew-10 ini dipimpin oleh astronot NASA Anne McClain, didampingi Nichole Ayers (NASA), Takuya Onishi (Jepang), dan Kirill Peskov (Rusia). Mereka akan bertugas di ISS selama kurang lebih enam bulan.

Beberapa menit setelah mencapai orbit, McClain memperkenalkan indikator gravitasi mikro sebagai tanda kru telah masuk ke luar angkasa dengan selamat—tradisi dalam penerbangan antariksa AS.

Dalam pesannya yang disiarkan langsung NASA, ia berkata, “Jauh lebih mudah menjadi musuh ketimbang teman, lebih gampang memutus hubungan daripada membangunnya. Penerbangan antariksa itu berat, tapi keberhasilan tergantung pada pemimpin yang memilih jalan sulit demi kebenaran, bukan jalan mudah yang salah.”

Misi ini sempat menjadi sorotan politik. Presiden Donald Trump dan Elon Musk, CEO SpaceX, mendesak percepatan peluncuran Crew-10. Trump bahkan mengklaim—tanpa bukti—bahwa mantan Presiden Joe Biden sengaja “meninggalkan” Wilmore dan Williams di ISS karena motif politik.

Namun, Wilmore membantah tuduhan itu. “Keputusan NASA mempertahankan kami di sini bukan soal politik. Ini tentang merencanakan hal-hal tak terduga, inti dari program antariksa manusia,” katanya awal bulan ini.

Rencana Panjang untuk Ketidakpastian
Awalnya, Wilmore dan Williams hanya dijadwalkan sebentar di ISS. Namun, masalah pada Starliner Boeing memaksa NASA mengubah rencana.

Mereka akhirnya bergabung dalam misi rutin NASA, melakukan penelitian ilmiah dan perawatan stasiun bersama lima astronot lain. SpaceX sempat menawarkan misi khusus dengan kapsul Dragon untuk menjemput mereka tahun lalu, tetapi NASA menolak karena alasan operasional dan anggaran.

“Kami datang dengan persiapan tinggal lama, meski awalnya berencana singkat,” ujar Wilmore. Sementara itu, Williams tak sabar bertemu kembali dengan keluarga dan dua anjingnya.

“Ini seperti roller coaster emosi buat mereka, mungkin lebih berat ketimbang kami,” katanya kepada wartawan.

Misi Crew-10 menjadi bukti bahwa eksplorasi antariksa tak hanya soal teknologi, tetapi juga kerja sama dan ketangguhan menghadapi tantangan tak terduga. (*)