Samarinda, Sketsa.id – Jembatan Mahakam I di Samarinda kembali menjadi sorotan publik setelah ditabrak tongkang untuk kedua kalinya dalam kurun waktu kurang dari setahun. Insiden terbaru ini memicu kekhawatiran akan keselamatan infrastruktur vital yang menjadi urat nadi Kota Samarinda.
Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menegaskan perlunya peningkatan kinerja semua pihak terkait untuk mencegah kejadian serupa berulang. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Rabu (16/4/2025), ia meminta instansi seperti KSOP, Pelindo, Dinas Perhubungan, dan perusahaan yang melintas di Sungai Mahakam untuk lebih serius memperketat pengawasan dan keamanan.
“Semua harus sadar, ini soal keselamatan yang sangat krusial. KSOP, Pelindo, Dishub, dan perusahaan pelayaran harus tingkatkan koordinasi dan efektivitas kerja. Jangan sampai kecelakaan ini terus berulang,” tegas Ananda, yang akrab disapa Nanda, saat ditemui pada Minggu (27/4/2025).
Insiden terbaru terjadi dini hari tadi, sekitar pukul 00.43 hingga 03.12 WITA, ketika sebuah tongkang pengangkut batubara menabrak pilar keempat (P4) Jembatan Mahakam I.
Berdasarkan pantauan tim Sketsa.id di lokasi, tabrakan diduga dipicu oleh putusnya tali penarik (towing) tongkang, menyebabkan kapal kehilangan kendali dan menghantam pilar jembatan.Sebelumnya, pada 16 Februari 2025, jembatan yang sama juga ditabrak tongkang bermuatan kayu, merusak fender pelindung pilar ketiga (P3).
Hingga kini, perbaikan fender tersebut belum rampung, sebuah fakta yang turut disoroti Nanda.
“Fender yang rusak saja belum selesai diperbaiki, sekarang sudah ditabrak lagi. Ini harus jadi perhatian serius,” ujar politisi PDI-Perjuangan ini.
Menanggapi insiden berulang ini, Komisi III DPRD Kaltim berencana menggelar RDP pada Selasa mendatang untuk meminta penjelasan dari pihak-pihak terkait, termasuk operator tongkang dan instansi pengawas.
Ketua Komisi III, Abdulloh, menegaskan bahwa rapat ini akan fokus mencari akar masalah dan solusi konkret.
“Kami undang semua pihak terkait. Insya Allah Selasa depan RDP digelar,” katanya singkat.Nanda menambahkan, Jembatan Mahakam I bukan sekadar infrastruktur, melainkan simbol konektivitas utama di Kaltim. Ia mengingatkan tragedi serupa yang pernah terjadi di Kutai Kartanegara, yang tidak boleh terulang.
“Jembatan ini menghubungkan Samarinda dan sekitarnya. Kalau sampai kolaps, dampaknya luar biasa. Semua pihak harus bertanggung jawab mencari solusi bersama,” tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang masih menyelidiki penyebab pasti insiden dan kerugian yang ditimbulkan. Publik kini menanti langkah tegas dari otoritas untuk memastikan Jembatan Mahakam I tetap aman sebagai tulang punggung mobilitas Kaltim. (*)