Samarinda, Sketsa.id – Pesona bahari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim), seperti Pulau Derawan, Maratua, hingga Labuan Cermin, tak diragukan lagi menyimpan magnet wisata kelas dunia. Sayangnya, potensi itu belum tergarap optimal akibat persoalan klasik, yakni keterbatasan aksesibilitas dan minimnya dukungan infrastruktur.
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Subandi, menyoroti kondisi ini sebagai penghambat serius bagi kemajuan sektor pariwisata daerah. Ia menilai, jika pemerintah sungguh-sungguh ingin menjadikan pariwisata sebagai sumber utama pendapatan daerah, maka solusi terhadap persoalan infrastruktur tidak bisa ditunda lagi.
“Bayangkan, perjalanan darat dari Balikpapan menuju Berau bisa memakan waktu hingga 15 jam. Ini jelas menjadi kendala besar bagi wisatawan,” ucapnya, Rabu (21/5/2025).
Subandi mengacu pada program besar Pemprov bertajuk Infrastruktur Mantap se-Kalimantan Timur 2030, yang seharusnya menjadi tumpuan percepatan akses jalan ke titik-titik strategis wisata. Salah satu jalur penting yang disebutkan adalah rute Tanjung Selor–Tanjung Batu melalui Mangkupadi, yang diyakini mampu memangkas waktu tempuh menuju lokasi-lokasi unggulan.
Pemerintah Kabupaten Berau pun mulai menunjukkan komitmennya melalui penganggaran dana sebesar Rp17,15 miliar dalam APBD 2024 untuk pembenahan akses menuju kawasan Teluk Sumbang dan air terjun di Kecamatan Biduk-Biduk.
Namun Subandi mengingatkan bahwa pembangunan bukan hanya soal membuka jalan baru. Konektivitas ke Bandara APT Pranoto di Samarinda pun masih terganjal, terutama dengan dihentikannya sementara proyek jalan penghubung dari Ring Road IV via Bayur dan Batu Besaung.
“Padahal jalur itu sangat dibutuhkan. Selain untuk memperlancar arus kendaraan, juga membuka koneksi ke wilayah timur yang potensial,” katanya.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antarlembaga pemerintahan demi memastikan pembangunan berjalan efektif dan berkelanjutan. Tanpa sinergi, pembangunan pariwisata hanya akan stagnan.
“Berau punya potensi yang sangat kuat untuk bersaing secara nasional bahkan global. Tapi itu tidak akan tercapai bila kita lamban menangani urusan infrastruktur,” pungkasnya. (Adv/DPRD Kaltim)