Samarinda, Sketsa.id – Fenomena titip-menitip siswa dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Kalimantan Timur kembali menjadi sorotan. Praktik ini dinilai bukan semata-mata soal moralitas individu, tetapi mencerminkan ketimpangan sistemik dalam dunia pendidikan.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Damayanti, menyatakan bahwa praktik menitip siswa terjadi karena kualitas pendidikan yang belum merata di semua sekolah.
“Ini menunjukkan masih ada kesenjangan antar sekolah. Kalau semua sekolah berkualitas merata, tidak akan ada praktik menitip siswa seperti ini,” ujar Damayanti, Senin (16/06/2025).
Ia menilai keberadaan sekolah-sekolah yang dianggap favorit menjadi pemicu utama munculnya praktik tersebut. Ketimpangan dalam kualitas maupun daya tampung antarsekolah mendorong masyarakat mencari celah agar anaknya bisa diterima di sekolah tertentu.
“Ketimpangan ini akan terus dimanfaatkan, selama daya tampung dan kualitas tidak merata, dan yang dirugikan adalah masyarakat,” tambahnya.
Lebih jauh, politisi PKB itu menilai praktik menitip siswa telah mencederai prinsip keadilan dalam dunia pendidikan dan menegaskan pentingnya peran negara dalam memastikan semua sekolah memiliki standar yang setara.
Ia juga mendorong Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem SPMB yang berlaku, dan memastikan mekanisme penerimaan siswa berjalan secara transparan dan adil. (Adv/DPRD Kaltim)