Samarinda, Sketsa.id – Semangat pagi di Lapangan Mini Soccer V3BKS kawasan Citra Land Samarinda terasa berbeda, Selasa (25/6/2025). Sorak penonton, arahan pelatih, dan antusiasme anak-anak usia 13 tahun yang bertanding dalam Soekarno Cup U-13 menjadikan suasana lapangan begitu hidup dan menggembirakan.
Turnamen ini bukan sekadar ajang adu skor di lapangan. Di balik euforia kompetisi, terdapat ikhtiar membangun ekosistem sepak bola usia dini yang lebih sehat dan berkelanjutan di Kota Samarinda.
Digagas oleh DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur, Soekarno Cup U-13 diikuti oleh 24 tim dari berbagai daerah. Namun gaungnya tak hanya dirasakan oleh pemain dan pelatih, tapi juga oleh pelaku industri olahraga lokal—dari pemilik lapangan, penyedia jasa event, hingga pelaku UMKM yang ikut menggeliat.
Salah satunya adalah Gary Sivila, Direktur BKS Minisoccer yang juga menjadi tuan rumah penyelenggaraan turnamen.
“Saya sangat mengapresiasi turnamen ini. Dari PDI Perjuangan sudah aktif mendukung pembinaan bibit muda sepak bola, dan harapannya ke depan bisa dikembangkan menjadi kegiatan yang tidak hanya fokus ke olahraga, tapi juga memperkenalkan nilai kepemimpinan dan kepatriotan secara sehat,” ujar Gary kepada Sketsa.id.
Baginya, event seperti ini memberi dampak nyata bagi ekosistem olahraga lokal. Mulai dari meningkatnya okupansi lapangan, ramainya restoran di area sekitar, hingga meningkatnya permintaan jasa seperti dokumentasi dan perangkat pertandingan.
“Dampaknya luas. Lapangan terisi penuh sejak pagi, area kuliner ramai, dan teman-teman seperti wasit, fotografer, hingga kru lapangan juga ikut mendapatkan manfaat. Ini menjadi penggerak ekonomi kecil yang selama ini jarang terlihat,” jelasnya.
Gary juga menekankan pentingnya keberlanjutan. Ia berharap turnamen seperti Soekarno Cup tidak hanya hadir sebagai perayaan momentum Bulan Bung Karno, tapi dapat dikemas sebagai agenda rutin yang lebih terstruktur.
“Kalau ini bisa menjadi program berkelanjutan, kita akan punya ekosistem yang saling menguatkan. Tidak hanya soal anak-anak bermain bola, tapi soal bagaimana industri olahraga tumbuh bersama,” tegasnya.
Turnamen ini menjadi bukti bahwa olahraga bukan sekadar hiburan, tapi juga jembatan untuk nilai-nilai karakter, pendidikan, hingga penguatan ekonomi lokal. Soekarno Cup U-13 membuka jalan agar sepak bola usia dini di Samarinda tidak berjalan sendiri, tapi ditopang oleh kolaborasi antara masyarakat, dunia usaha, dan kekuatan politik yang berpihak pada masa depan generasi muda. (*)