Internasional, Sketsa.id – Kabarnya mulai berhembus dari lokasi syuting tertutup di Atlanta: Zach Cregger, sutradara di balik kesuksesan Barbarian, sedang menciptakan sesuatu yang gelap dan mengguncang. Dua tahun kemudian, desas-desus itu terbukti menjadi kenyataan yang lebih liar dari imajinasi fans.
Weapons—film horor psikologis dengan budget $65 juta itu mengumpulkan $178 juta di pekan pertama dan memecahkan rekor genre.
Bahkan sebelum rilis, aura misterinya sudah memikat. Pedro Pascal dan Elizabeth Olsen rela turunkan fee demi bergabung, sementara kru diminta tanda tangan NDA ketat.
“Kami hanya dapat petunjuk seperlunya, seperti memecahkan puzzle raksasa,” aku seorang figuran. Bocoran plot tentang guru SMA hilang dan eksperimen remaja yang berdarah-darah hanya menambah teka-teki.
Tapi semua spekulasi buyar begitu lampu bioskop padam. Di Cannes 2025, penonton menjerit di menit 1:12:33 — adegan lab sekolah yang membuat video TikTok seorang remaja ditonton 28 juta kali.
Rating pun melambung: 94% di Rotten Tomatoes dengan pujian “masterclass horor psikologis“, 8.2/10 di IMDb, dan Palme d’Or untuk Cregger. Kritikus Mark Kermode mendedahkan esensinya: “Eksperimen brutal tentang siklus kekerasan yang menyedihkan manusiawi.”
Pasca-pemutaran, badai budaya dimulai. Adegan kredit yang mengungkap koneksi dengan Barbarian memicu teori konspirasi fanatik. Kostum Olsen jadi inspirasi Halloween global, sementara monolog Pascal diparodikan di SNL. Tapi di balik kesuksesan $612 juta dan 6 nominasi Oscar, tersimpan cerita pilu: Pascal sampai mematikan notifikasi HP seminggu karena trauma membaca reaksi penonton terhadap twist-nya.
Di podcast The Big Picture, Cregger membongkar filosofi yang menggetarkan:
“Horor sejati bukan tentang monster, tapi keputihan mata manusia ketika menghadapi kegelapan versinya sendiri.”
Kata-kata itu menggema di gedung-gedung bioskop yang masih dipenuhi bisik-bisik penonton usai menonton. Sementara 27 menit adegan terpotong bersiap dirilis di Blu-Ray—janji mimpi buruk yang belum usai. (*)