Kutai Kartanegara, Sketsa.id – Ketua Barikade Kaltim, Oschar Rawindra SH, secara tegas mengecam tindakan Kapolres Kutai Kartanegara AKBP Dody Surya Putra yang diduga mengancam Anggota DPD RI Yulianus Henock.
“Ini bukan sekadar persoalan pribadi, melainkan pelecehan terhadap lembaga negara dan martabat masyarakat Dayak,” tegas Rawindra dalam pernyataannya.
Insiden ini bermula ketika Henock, yang juga merupakan tokoh adat Dayak, mempertanyakan penanganan konflik agraria di Desa Jahab. Alih-alih mendapatkan respons profesional, ia justru menerima pesan WhatsApp bernada ancaman dari Kapolres Kukar dengan tulisan “PAW KAU” – sebuah ungkapan yang dinilai sangat provokatif dan tidak pantas dilontarkan oleh seorang aparat penegak hukum.
Rawindra menyoroti betapa seriusnya pelanggaran ini.
“Kapolres seharusnya mengayomi, bukan malah mengancam. Jika terhadap anggota DPD RI saja berani bersikap seperti ini, bagaimana dengan rakyat biasa?” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa sikap arogan seperti ini tidak boleh dibiarkan dan menuntut Kapolri segera mengambil tindakan tegas. “Kami meminta Kapolres Kukar dicopot dari jabatannya. Ini bukan hanya demi keadilan bagi Pak Henock, tetapi juga untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri,”tegasnya.
Lebih lanjut, Rawindra mengungkapkan bahwa Barikade Kaltim siap mendampingi Henock baik secara hukum maupun politik. “Kami akan terus mendorong proses hukum berjalan transparan. Jika tidak ada tindakan dalam waktu dekat, kami tidak akan tinggal diam,”tandasnya.
Sementara itu, Henock sendiri memilih bersikap tenang dan menyerahkan sepenuhnya proses ini kepada mekanisme hukum.
Hingga saat ini, Kapolres Kukar belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan tersebut. Namun, desakan dari berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat dan tokoh adat, semakin menguat agar kasus ini tidak dianggap sepele. (*)