Jakarta, Sketsa.id – Lapangan Monas yang biasanya dipenuhi dominasi merah putih pada upacara kenegaraan, pagi itu terlihat berbeda. Warna biru muda yang lembut menghiasi panggung utama, menggantikan kelaziman dekorasi merah putih yang selama ini identik dengan acara resmi pemerintahan. Perubahan ini mencuri perhatian publik, memantik pertanyaan: apakah ini sekadar variasi atau pertanda perubahan identitas visual di era kepemimpinan baru?.
Seorang petugas protokoler yang enggan disebutkan namanya bercerita, persiapan dekorasi untuk upacara HUT RI ke-80 tahun ini memang sengaja menggunakan warna biru sebagai warna utama.
“Ada arahan untuk mencoba sesuatu yang berbeda, tapi tanpa mengurangi makna kemerdekaan,” ujarnya sambil menata bunga di sekitar panggung. Warna biru dipilih karena dianggap merepresentasikan stabilitas dan kepercayaan – dua hal yang sering digaungkan dalam visi pemerintahan baru.
Namun, perubahan ini tidak serta merta diterima semua pihak. Beberapa pengamat protokoler menyoroti pentingnya konsistensi identitas visual kenegaraan.
“Merah putih bukan sekadar warna, tapi simbol konstitusional,” tegas Prof. Arief Gunawan, pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, seperti dikutip dari Kompas (12/8/2025).
Tradisi dekorasi merah putih sebenarnya tidak diatur secara baku dalam peraturan protokoler. Menurut Arsip Nasional yang dilansir Tempo (10/8/2025), variasi warna dekorasi upacara pernah terjadi di era-era tertentu, meski merah putih tetap dominan.
Yang menarik, biru juga memiliki akar sejarah dalam tradisi Nusantara – warna keraton Jawa dan beberapa bendera kerajaan kuno.
Di media sosial, tagar #BiruUntukIndonesia sempat trending dengan beragam tanggapan. Ada yang memposting foto-foto lama upacara dengan komentar “Rindu merah putih”, tapi tak sedikit yang membagikan meme kreatif tentang “Indonesia versi biru“. (*)