Samarinda, Sketsa.id – Bau anyir sampah plastik menyergap hidung begitu melintasi jembatan kecil di RT 29, Pondok Surya. Tumpukan sampah yang menggunung di tepi sungai itu bukanlah pemandangan baru bagi Ridwan Salam, Ketua RT setempat.
“Ini sudah seperti ritual tahunan,” keluhnya sambil menunjuk gundukan sampah yang diduga terbawa dari GOR Kadrie Oening.
Tangannya memungut botol plastik bertuliskan nama sebuah minuman kemasan. “Lihat? Ini merek yang sama dengan yang dijual di kantin GOR,” ujarnya getir. Sejak pembenahan sungai rampung tahun lalu, warga sempat lega. Tapi kini, mereka harus berhadapan dengan “kiriman” sampah baru setiap kali hujan deras tiba.
Di RT 30, Anang Rivani menunjukkan bekas genangan air di depan rumahnya. “Sampahnya bisa setinggi lutut orang dewasa saat banjir,” katanya sambil memperlihatkan foto di ponselnya yang menunjukkan tumpukan sampah menutupi separuh jembatan. Warga sudah berusaha membersihkan sendiri setiap sore, tapi seperti menimba air laut dengan gayung.
Permintaan warga sederhana: pasang jaring penahan sampah di hulu sungai. “Kami tidak menuduh, hanya ingin solusi,” ucap Anang. Surat sudah dikirim ke Wali Kota, tapi hingga kini, yang datang hanya sampah-sampah baru.(*)