Samarinda, Sketsa.id – Musyawarah Provinsi (Musprov) ke-II Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kalimantan Timur, yang digelar pada Sabtu (11/05/2025) di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kalimantan Timur, diwarnai ketegangan selama proses pemilihan ketua baru.
Suasana menjadi panas setelah Wiwid Mahendra Wijaya diumumkan sebagai Ketua SMSI Kalimantan Timur terpilih untuk periode 2025–2029.
Sesi yang awalnya berlangsung tertib di pagi hari dengan cepat berubah menjadi perdebatan sengit. Beberapa peserta Musda menyampaikan keberatan, menilai proses pemilihan menyimpang dari aturan dan pedoman yang ditetapkan oleh kepemimpinan pusat SMSI.
“Bukan soal siapa yang terpilih, tetapi bagaimana prosesnya dilakukan. Kami menilai beberapa aspek kerangka prosedur tidak relevan dan gagal mengakomodasi dinamika daerah,” ujar salah satu peserta Musprov SMSI Kaltim.
Ketegangan mencapai puncaknya ketika delegasi dari berbagai kabupaten dan kota secara bergantian mengajukan interupsi, menuntut penundaan sementara sidang pleno untuk mengklarifikasi aturan yang menjadi dasar pemilihan. Situasi ini mendorong pimpinan sidang untuk mengumumkan untuk rehat sejenak guna meredakan suasana dan membuka ruang mediasi.
Pertemuan tertutup yang melibatkan perwakilan peserta dan pimpinan pusat SMSI kemudian digelar, menghasilkan kesepakatan untuk menghormati hasil Musda sambil berkomitmen untuk memperbaiki sistem dan komunikasi ke depan.
Menanggapi kontroversi tersebut, Wiwid Marhendra Wijaya, ketua terpilih, menyampaikan pernyataan kepada para delegasi, menegaskan komitmennya untuk menjaga keutuhan organisasi.
“Saya siap mundur jika itu adalah amanat dari seluruh ketua kabupaten dan kota,” ujarnya menunjukkan kesiapannya untuk mengutamakan persatuan organisasi.
Meskipun diwarnai pertukaran pendapat yang panas, Musprov berhasil menyelesaikan seluruh agenda, termasuk pengumuman struktur kepemimpinan baru SMSI Kalimantan Timur untuk periode 2025–2029:
– Ketua: Wiwid Mahendra Wijaya
– Ketua Harian: Indra Teguh
– Sekretaris: Yakub Anani
– Bendahara: Jerin
Kejadian ini menjadi pengingat kuat bahwa organisasi media seperti SMSI bukan hanya wadah kolaborasi, tetapi juga ruang kritis dimana prinsip, etika, dan tata kelola diuji dan diperkuat. (*)
