Samarinda, Sketsa.id – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ekti Imanuel, menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk memastikan pembangunan tetap berjalan, meskipun APBD 2026 diprediksi mengalami penurunan.
Menurutnya, proyeksi sementara yang menunjukkan penurunan APBD dari Rp20 triliun menjadi sekitar Rp18 triliun tak seharusnya menimbulkan pesimisme. Ia meyakini bahwa potensi ekonomi daerah masih cukup kuat untuk menutupi kekurangan anggaran.
“Saya melihat itu masih prediksi awal. Data itu dari Februari. Situasi bisa berubah saat Desember nanti. Saya tetap yakin potensi daerah kita bisa menutup celah itu,” ucap Ekti, Minggu (08/06/2025).
Ekti menyebutkan bahwa Kalimantan Timur memiliki sektor-sektor unggulan seperti pertambangan, energi, dan perkebunan yang bisa dioptimalkan. Selain itu, proyek strategis nasional yang tengah berjalan juga diharapkan memberi dampak positif terhadap pendapatan daerah.
Ia mengajak seluruh elemen, termasuk pemerintah kabupaten/kota dan pelaku usaha, untuk tidak hanya mengandalkan transfer pusat. Sebaliknya, semua pihak diminta aktif meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui inovasi dan kolaborasi.
“Perusahaan-perusahaan besar di Kaltim seharusnya punya kontribusi nyata, tidak hanya lewat investasi, tapi juga dalam bentuk program sosial dan pemberdayaan masyarakat di sekitar mereka,” tegasnya.
Ekti menyebut, tekanan fiskal (tantangan keuangan daerah) seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara legislatif, eksekutif, dan sektor swasta. Terlebih lagi, pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar tak boleh dikorbankan.
“Kuncinya ada di kolaborasi. Kalau seluruh elemen bergerak bersama, saya yakin pembangunan tetap bisa berjalan meskipun APBD turun,” pungkasnya. (Adv/DPRD Kaltim)