Samarinda, Sktesa.id – Kalimantan Timur serius mengakselerasi transisi energi menuju energi terbarukan. Menyikapi tren penurunan permintaan batu bara global, Pemprov Kaltim menargetkan porsi energi terbarukan mencapai 70% pada 2045 mendatang.
Kepala Dinas ESDM Kaltim Bambang Arwanto mengungkapkan, komitmen Paris Agreement menjadi pijakan penting dalam transformasi energi ini. “Berdasarkan Paris Agreement, diproyeksikan terjadi penurunan permintaan batu bara sebesar 30% di 2030 dan 70% di 2045. Kita harus siap dengan transformasi ini,” tegas Bambang di Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (25/11/2025).
Pengembangan biodiesel B40 menjadi tulang punggung strategi transisi energi Kaltim. Saat ini, telah beroperasi enam fasilitas refinery di wilayah Kaltim, termasuk investasi terbaru dari POSCO International asal Korea Selatan.
“Refinery POSCO berkontribusi menghasilkan 500 ribu ton POMEC per tahun. Meski bahan baku berasal dari Manokwari, proses blending dan produksi dilakukan di Balikpapan, menjadikan Kaltim pusat biodiesel nasional,” jelas Bambang.
Melalui Rencana Umum Energi Daerah (RUED), Kaltim tidak hanya mengejar target energi bersih, tetapi juga membangun ekosistem industri biodiesel yang berkelanjutan. Pertumbuhan refinery B40 diharapkan menarik investasi dan menciptakan rantai pasok baru. (Cc/Adv/Diskominfo Kaltim)










