Samarinda, Sketsa.id – Hujan lebat yang mengguyur sejak Selasa dini hari (27/5/2025) hingga siang hari menyebabkan banjir besar di beberapa wilayah Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Curah hujan tinggi memicu genangan air hingga 1,5 meter di sejumlah ruas jalan, mengganggu aktivitas warga dan menyebabkan longsor di beberapa titik.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Provinsi Kaltim, banjir terparah terjadi di Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang, dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 1,5 meter. Banjir juga merendam berbagai kawasan lain, termasuk akses jalan utama, sehingga menghambat mobilitas warga.
“Hujan dimulai sekitar pukul 04.40 WITA dan berlangsung intens hingga siang. Banjir sudah sedada orang dewasa di beberapa lokasi,” ungkap salah satu warga.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa curah hujan di Kalimantan Timur pada Dasarian III Mei 2025 berkisar 50-150 mm dengan peluang 80-90%, namun sebagian wilayah, seperti Kabupaten Kutai Timur bagian barat, mencatat curah hujan tinggi hingga 150-200 mm.
Fenomena ini diperparah oleh aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer yang meningkatkan potensi hujan lebat.Pemerintah Kota Samarinda dan BPBD setempat telah mengerahkan tim reaksi cepat untuk evakuasi dan penanganan darurat.
Warga diimbau waspada terhadap potensi banjir susulan dan longsor, terutama di daerah dekat sungai atau lereng.
“Jika hujan lebat berlangsung lebih dari satu jam, segera evakuasi ke tempat yang lebih aman,” kata perwakilan BPBD Kaltim.
Pemerhati lingkungan menyoroti bahwa banjir di Samarinda tidak hanya akibat cuaca ekstrem, tetapi juga dipicu oleh buruknya sistem drainase dan alih fungsi lahan, termasuk aktivitas tambang yang memperparah kerusakan daerah aliran sungai.
“Pemerintah harus tegas membuat regulasi tambang, atau banjir di Samarinda akan semakin parah,” ujar seorang warga. (*)