Air Cepat Surut, Jalan Makin Lebar: Warga Simpang Pasir Akhirnya Tersenyum

Foto: Ist

Samarinda, Sketsa.id – Sudah bertahun-tahun warga Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Samarinda hidup berdampingan dengan banjir. Setiap musim hujan datang, genangan air menjadi pemandangan biasa, bahkan bisa bertahan berjam-jam. Namun kini, situasinya mulai berubah. Proyek perbaikan infrastruktur jalan dan drainase yang tengah digarap Pemprov Kaltim membawa harapan baru bagi warga.

Meskipun proyek ini belum rampung, sebagian besar masyarakat mengaku sudah merasakan dampaknya. Genangan yang dulu mengendap hingga dua sampai tiga jam, kini surut hanya dalam waktu satu jam. Bagi Sopono, warga RT 12, perubahan ini cukup terasa. Ia masih ingat betul bagaimana dulu mereka harus menunggu lama sampai air menghilang, dan kini semua itu mulai berkurang.

“Dulu kalau banjir bisa dua sampai tiga jam air masih menggenang. Sekarang dalam satu jam sudah surut. Mudah-mudahan nanti kalau selesai, makin bagus lagi hasilnya,” ujarnya saat ditemui di depan rumahnya yang berada tak jauh dari lokasi proyek. Ia percaya, jika pembangunan ini selesai tepat waktu dan sesuai rencana, maka warga bisa menikmati solusi jangka panjang, bukan sekadar tambal sulam.

Tak hanya Sopono, Purwanto, warga RT 13 yang juga merupakan penduduk asli di kawasan itu, ikut merasakan manfaatnya. Ia mengaku lebih tenang saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Dulu, hujan deras selalu jadi sinyal siaga bagi keluarganya. Namun kini, air yang mengalir lebih cepat membuat mereka tak lagi waswas.

“Sekarang hujan deras pun air cepat mengalir. Ini sangat membantu kami,” ucapnya singkat, namun penuh rasa syukur. Ia berharap proyek ini bisa diselesaikan sesuai target agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas, tak hanya di lingkungannya saja.

Proyek infrastruktur ini mencakup pelebaran jalan sepanjang 427 meter, dari yang semula hanya 7 meter kini menjadi 8,5 meter. Selain itu, saluran drainase baru sepanjang 1.200 meter juga tengah dibangun untuk mendukung kelancaran aliran air. Menurut kontraktor pelaksana proyek, Hakim Purnomo, pembangunan ditargetkan selesai antara akhir September hingga awal Oktober 2025.

Selama pengerjaan berlangsung, sistem buka-tutup jalan diterapkan untuk menghindari kemacetan. Menurut Hakim, waktu tunggu pengguna jalan relatif singkat, rata-rata hanya dua menit. Namun saat proses pengecoran, bisa memakan waktu hingga lima menit. Ia memastikan pihaknya akan terus berupaya agar gangguan terhadap aktivitas warga bisa diminimalisir.

Proyek ini sepenuhnya dibiayai oleh APBD Provinsi Kalimantan Timur tahun anggaran 2025, dengan nilai mencapai Rp 14 miliar. Pembangunan ini merupakan bentuk nyata respon pemerintah terhadap aspirasi warga yang selama bertahun-tahun meminta perbaikan infrastruktur di kawasan tersebut. Bagi masyarakat, proyek ini bukan sekadar soal jalan mulus, tapi juga simbol perhatian setelah sekian lama menanti perubahan.

Dengan dukungan penuh dari warga dan progres pengerjaan yang terus berjalan, proyek ini menjadi angin segar yang dinanti banyak orang. Tak sedikit warga yang kini mulai merasa optimis, bahwa kawasan mereka akan terbebas dari genangan air yang selama ini menjadi momok setiap musim hujan datang. Mereka hanya berharap satu hal: proyek ini selesai tepat waktu dan bisa memberi dampak jangka panjang bagi kenyamanan hidup sehari-hari. (*)