Samarinda, Sketsa.id — Tingginya intensitas hujan yang terjadi belakangan ini membuat sebagian besar kawasan di Samarinda kembali terendam banjir. Tidak terkecuali kawasan gang 10, jalan M. Said, Lok Bahu yang diketahui sempat tergenang air hingga sepinggang orang dewasa.
Menanggapi kondisi tersebut, Anggota DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menegaskan pentingnya pengendalian banjir sebagai prioritas kerja sama lintas pihak. Hal itu disampaikannya usai reses di wilayah terdampak pada Minggu (18/05) malam.
“Utamanya adalah terkait pengendalian banjir. Yang pastinya kemarin kita lihat bersama-sama dengan adanya padang bulan dan intensitas hujan yang tinggi, banjir di hampir semuanya. Gimana caranya ke depan bisa lebih cepat surut atau banjirnya tidak ada lagi,” ujarnya.
Menurut Ananda, penanganan banjir tidak bisa dilakukan secara parsial. Ia menekankan perlunya membuka blueprint pengendalian banjir secara menyeluruh guna menentukan titik-titik prioritas yang harus segera ditangani, seperti perbaikan drainase dan normalisasi sungai.
“Yang pastinya harus bekerjasama (dengan BPBD) karena kita perlu buka blueprint. Mana yang harus diprioritaskan, mana yang harus duluan dijalankan berkait titik-titik drainase atau normalisasi-normalisasi sungai,” tambahnya.
Oleh warga, Ananda juga menerima laporan bahwa ketinggian air saat banjir (12/05) di RT 10, jalan M. Said, Lok Bahu sempat mencapai lutut hingga sepinggang. Hal ini membuat banyak warga memutuskan meninggikan pondasi sebagai bentuk adaptasi terhadap banjir yang terus berulang.
“Iya kemarin ada laporan sama saya, sampai sepinggang. Terdampak, makanya rumahnya kan pada tinggi-tinggi tuh,” katanya seraya menunjuk rumah warga.
Kunjungan langsung ke wilayah terdampak menunjukkan komitmen Ananda dalam mendengarkan aspirasi warga yang terdampak banjir hingga sepinggang. (Adv)
Damayanti Soroti Penurunan Keterwakilan Perempuan di Legislatif Kaltim Meski Posisi Kunci Pemerintahan Didominasi Perempuan
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Damayanti, mengapresiasi tingginya representasi perempuan di jabatan strategis pemerintahan daerah. Namun, ia menekankan keprihatinannya atas penurunan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Hal ini disampaikannya dalam diskusi terkait kesetaraan gender dan ketahanan keluarga di Samarinda, Selasa (18/6).
“Di tingkat eksekutif, kita patut berbangga. Sekretaris Dewan (Sekwan), Sekretaris Daerah (Sekda), Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesra), hingga pimpinan RSUD A. Wahab Sjahranie dan Rumah Sakit Mata, semuanya dipimpin perempuan. Bahkan, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala UPTD Atma Usada juga perempuan. Ini pencapaian luar biasa,” ujar Damayanti.
Namun, ia menyayangkan tren sebaliknya di legislatif. Keterwakilan perempuan di DPRD Kaltim periode ini hanya tersisa tujuh orang, turun dari periode sebelumnya. Di tingkat lokal, seperti Dapil Balikpapan, jumlah perempuan di kursi dewan berkurang dari dua orang (periode sebelumnya) menjadi satu orang, yakni dirinya sendiri. “Ini menunjukkan gaung suara perempuan di legislatif masih lemah. Bukan karena kurang kompeten, tapi faktor keberanian dan dukungan publik yang masih terbatas,” jelasnya. (Adv/ DPRD Kaltim)