Samarinda, Sketsa.id – Ir. Izedrik Emir Moeis Msc atau yang kerap disapa Emir Moeis kembali mendapatkan kepercayaan menampuk jabatan sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM). Pengangkatan Emir Moeis ini dilakukan dalam kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang dihelat di hotel Patra Semarang, Jawa Tengah Jumat (11/11/2022) yang lalu.
Putra dari Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) pertama ini terpilih secara aklamasi oleh 23 DPD GPM seluruh Indonesia selain Emir Moeis dalam acara tersebut turut mengangkat Willem Tutuarima sebagai Ketua Dewan Pembina DPP GPM hingga dilaksanakan kongres GPM berikutnya.
Ditunjuknya dua Pendekar Nasionalis tersebut diharapkan mampu membawa perubahan bagi gerakan marhaenis yang lebih progressive ditengah maraknya politik identitas yang berbahaya bagi bangsa dan negara.
“Setelah ini kami akan menyusun program strategis yang mampu menerjemahkan ideologi Gerakan Marhaenis praktek kehidupan generasi muda Indonesia kedepannya,” kata Emir Moeis kepada media ini, Kamis (1/12/2022) malam.
Dikatakan Emir Moeis, sejumlah Pekerjaan Rumah (PR) kini tengah menunggu pihaknya, sebut saja misalnya yakni memersiapkan kongres GPM, melengkapi kepengurusan DPP.
“Tugas dari pengurus yang baru ini lumyan banyak, seperti mempersiapkan kongres GPM, melengkapi kepengurusan DPP dan tak kalah penting adalah melakukan konsolidasi organisasi GPM seluruh Indonesia,” ujar Ketua Komisi IX DPR-RI 2003-2004 tersebut.
Terpisah, Willem Tutuarima menegaskan, Rakernas GPM tersebut menjadi momentum penting dalam konsolidasi organisasi, meneguhkan ideologi perjuangan dan merumuskan strategi dalam mewujudkan cita-cita organisasi.
“Kami akan membuat organisasi ini mampu untuk terus eksis di zaman generasi Z tanpa meninggalkan semangat dan Ideologi yang dibangun oleh Bung Karno selaku Bapak Marhaenisme Indonesia,”ujarnya.
Diketahui, GPM awalnya bernama Pemuda Demokrat organisasi ini mulai hadir alias didirikan pada 31 Mei 1947 Silam. Pada Kongres ke IX Pemuda Demokrat pada 1963 di Solo, organisasi pemuda ini berubah nama menjadi Gerakan Pemuda Marhaenis, disingkat GPM hingga saat ini. (*)