Samarinda, SKETSA.ID – Tersangka kasus pembunuhan JN dijerat polisi dengan pasal 340 dan Pasal 365 subsider 338 tentang Pembunuhan berencana serta pencurian, dengan ancaman pidana seumur hidup. Dalam keterangannya tersangka mengaku kerap dihantui korban.
Satreskrim Polresta Samarinda membeberkan hasil penyelidikan kasus pembunuhan perempuan cantik bernama JN(25). Dalam rilisnya, polisi menghadirkan pelaku tunggal pembunuhan berinisial RS. Rekan kerja korban.
Kronologi hingga motif dibalik kasus pembunuhan perempuan asal Kecamatan Muara Ancalong Kutai Timur itu disampaikan langsung oleh Wakil Kepala Polresta Samarinda AKBP Eko Budiarto pada Senin (27/2021) sore di halaman Mapolresta Samarinda.
Disebutkannya, bahwa kasus tersebut terungkap setelah adanya laporan dari pihak keluarga korban. Yang telah kehilangan JN sejak 9 September lalu. Sedangkan pelaporan orang hilang ini masuk di kepolisian pada 21 September.
Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti dengan dimulainya penyelidikan. Diawali dengan meminta keterangan dari sejumlah saksi, singkat cerita penyelidikan ini mengerucut kepada RS.
Diketahui RS merupakan orang terakhir bersama JN sejak kehilangannya. “Berawal dari adanya laporan polisi di tanggal 21 September bahwa saudari JN hilang entah kemana,” ungkapnya kepada awak media.
“Berdasarkan laporan ini, maka Satreskrim Polresta Samarinda bersama Polsek Sungai Pinang dan Polsek Samarinda Kota dan Unit Jatanras melaksanakan penyelidikan dan pendalaman, singkatnya tersangka berinisial RS bisa kita amankan,” imbuhnya.
RS yang diketahui sudah beberapa hari tak turun bekerja, dijemput petugas tanpa perlawanan saat sedang bermain basket di kawasan Universitas Mulawarman. Dari sana, petugas kemudian melanjutkan penyelidikan dengan mengarah ke kediaman RS di Jalan Pinang Seribu, Kecamatan Samarinda Utara.
Dari hasil penggeledahan, petugas mendapati sejumlah barang bukti berupa handpone dan perhiasan cincin, gelang dan anting yang diketahui merupakan kepunyaan JN. Dari temuan ini, RS yang dibawah introgasi petugas lantas mengakui bahwa barang tersebut dia curi dari JN.
Meski sempat tak mau mengakui perihal keberadaan JN, akhirnya RS buka suara dan menyampaikan fakta mengejutkan. Kepada polisi, dia mengaku telah membunuh perempuan 25 tahun tersebut dan membuangnya di suatu tempat.
Dari pengakuan RS, polisi melakukan pengembangan untuk mencari jasad JN. Kala itu petugas diarahkan oleh RS ke Jalan AP Mangkunegara, Desa Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang. Atau tepatnya di Jalan Poros Samarinda-Tenggarong.
Benar saja, saat dilakukan pencarian yang tak berlalu cukup lama itu petugas menemukan jasad JN dengan kondisi sudah tinggal tulang belulang
Lebih dalam disampaikan AKBP Eko Budiarto, dari hasil penyidikan diketahui bahwa kasus ini merupakan murni pembunuhan berencana disertai pencurian. RS yang ditetapkan sebagai pelaku tunggal mengaku kepada polisi, tega menghabisi rekan kerjanya itu hanya untuk mencuri barang-barang korban
“Korban dan pelaku ini saling kenal. Mereka kerja ditempat yang sama di sebuah perusahaan jasa keuangan. Pelaku kerja sebagai sopir, sedangkan korban di bagian marketing. Korban ini sering diantarkan pelaku disaat bertugas,” terang Mantan Kasat Intel Polresta Samarinda tersebut.
Eko sapaan karib polisi dengan dua melati di pundaknya itu, mengatakan, pembunuhan yang dilakukan RS terhadap JN terjadi pada 5 September lalu. Saat itu korban menghubungi RS minta untuk diantarkan bertemu seorang nasabah.
Permintaan yang dikabulkan itu, disusupi niatan jahat RS untuk mencuri barang korban. RS yang sudah berniat untuk membunuh lantas mampir ke minimarket untuk membeli pisau dapur. Setelahnya menjemput korban di rumah kontrakannya di Jalan Anang Hasyim, Kecamatan Samarinda Ulu.
“Jadi setelah korban ini meminta tolong kepada pelaku untuk diantarkan bertemu dengan salah satu nasabahnya. Saat itulah pelaku langsung berniat untuk membunuh agar dapat mengambil barang-barang korban,” bebernya.
RS yang datang menjemput korban dengan mengendarai mobil perusahaan, lalu sempat mengajak korban berkeliling. Rupanya kala itu, RS sedang mencari tempat sepi untuk bisa beraksi.
Kesempatan terjadi ketika keduanya melintas di Jalan Kadrie Oening, tepatnya di SMA Negeri 1. RS yang saat itu menghentikan mobil, secara mendadak menyerang Juwana dengan cara memiting bagian kepala lebih dahulu.
Perbuatan RS kala itu sempat mendapatkan perlawanan dari korban dengan cara menendang kaca mobil hingga pecah. RS lantas mengambil pisau yang sebelumnya disembunyikan di dashboard dan menghujamkan tepat dipundak JN sebanyak dua kali.
Akibat menerima tikaman itu korban langsung tak berdaya. Namun masih bisa menjerit kesakitan. Agar suara Juwana tak terdengar orang, RS segeranya memacu kendaraan mengarah ke Jalan P Suryanata.
JN yang kembali menjerit kesakitan kemudian mendapatkan tikaman sekali lagi tepat diperutnya. Bahkan RS menghantam wajah JN menggunakan sikutnya beberapa kali.
“Tusukannya, sebanyak dua kali di bahu dan satu di perut. Setelah menusuk korban, pelaku menggunakan tali untuk mengikat korban agar tetap duduk tegak di jok. Dan beberapa kali menghantam dengan cara disikut beberapa kali,” ucapnya.
Selanjutnya, RS menuju Jalan Poros Samarinda-Tenggarong untuk membuang JN yang sudah dalam keadaan sekarat bersimbah darah. “Saat korban dibuang kondisinya masih hidup tapi sudah sekarat. Sementara barang yang diambil dari korban ada dua Handphone, perhiasan cincin, gelang dan anting,” ujarnya.
Masih Eko menyampaikan, dari hasil penyelidikan belum ditemukan adanya unsur keterlibatan orang lain dalam pembunuhan tersebut. “Sampai saat ini pelaku pembunuhan masih tunggal. Kita masih proses pengembangan dan Penyelidikan,” jelasnya.
Sejauh ini ada dua orang saksi yang dimintai keterangannya. Sedangkan untuk motif percintaan, dipastikan tidak ada. Pembunuhan ini ditegaskannya murni pencurian.
“Cuman memang pelaku sempat menginginkan barang korban dengan cara memberikan perhatian ke korban. Tapi berujung pada bagaimana cara agar bisa segera memiliki barang korban secepatnya (membunuh),” tegasnya.
Untuk barang yang dicuri belum sempat dijual oleh RS. Bahkan Handphone hasil curian hanya dititipkan RS ke orangtuanya. “Handphone dititipkan pelaku ke ibunya, bukan dikasih. Selain itu ada uang korban di dompet Rp 500 ribu yang juga diambil,” tuturnya.
RS diketahui telah memiliki istri dan anak. Sedangkan JN merupakan janda yang sudah pernah menikah sirih dan memiliki satu anak. “Korban Bekerja di perusahaan itu sejak 2018 kalau pelaku 2013,” ucapnya
Disinggung mengenai apakah ada unsur pemerkosaan, Eko mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman. Akibat perbuatannya, RS dijerat polisi dengan pasal 340 dan Pasal 365 subsider 338 tentang Pembunuhan berencana serta pencurian. “Ancamannya penjara seumur hidup,” pungkasnya
Terpisah, RS yang dimintai keterangan oleh awak media, mengaku, niat untuk membunuh JN seketika muncul. Disaat dirinya diminta oleh korban untuk mengantarkan bertemu nasabah
“Saya (membunuh) saat mengantar (korban) tugas bertemu nasabah. Korban yang saat itu minta diantar. Niat langsung muncul, karena ada keperluan ekonomi,” ungkapnya.
RS menegaskan bahwa tidak ada unsur percintaan dibalik tindakan kejinya tersebut. Setelah membunuh JN, sempat ada muncul niatan RS untuk memperkosa. Namun hal itu tidak jadi dilakukannya, lantaran takut bila kejahatannya diketahui orang.
“Tidak ada (suka), cuman murni motif mau ambil barangnya. Sempat ingin memperkosa tapi tidak jadi,” ucapnya.
“Pisau saya beli harga Rp 18 ribu, saya beli baru berangkat. pisau saya simpan di dashboard samping saya,” sambungnya
RS mengatakan setelah menikam korban sebanyak tiga kali korban masih hidup. Lalu membuang korban yang dalam keadaan sekarat ke semak belukar di Jalan Poros Samarinda-Tenggarong.
“Seingat saya tiga kali (tikam). Alasannya buang kesana biar tidak ketahuan. Korban sempat melawan, makanya kaca sempat pecah. Kalau tali rafia saya gunakan untuk ikat korban di jok supaya tetap tegak,” imbuhnya.
Setelah membuang JN, RS sempat pergi ke Tenggarong untuk mengisi bensin. Namun dia kembali ke lokasi pembuangan tersebut, guna memastikan JN benar-benar sudah tidak bernyawa lagi.
“Ke Tenggarong ngisi bensin, saya sempat cek lagi sudah meninggal, Habis itu saya pulang ke rumah aja. Besoknya mobil saya cuci sendiri. Sama perusahaan saya ngakunya kaca mobil pecah karena terkena batu,” tuturnya.
Sehabis membunuh JN, RS sempat turun kerja seperti biasa. Namun dia tidak lagi turun kerja, dikarenakan tengah dilanda ketakutan. RS mengaku bahwa dirinya sudah dua kali didatangi oleh arwah JN.
“Saya pernah didatangi (arwah) korban dua kali di rumah, pas lagi tidur. Kepada keluarga korban, saya minta maaf dan menyesal. Saya mohon maaf atas segala perbuatan saya ke pelaku,” pungkasnya (AAA)