Samarinda, Sketsa.id – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Ananda Emira Moeis, meminta Pemmerintah Provinsi hingga Kabupaten/Kota harus menuntaskan angka kemiskinan ekstrem. Dengan demikian akan berdampak pada penurunan angka stunting.
“Kita juga harus tahu indikator kemiskinan itu apa saja. Misalnya seperti tidak bekerja dan faktor ekonomi yang tidak stabil,” ungkapnya di jalan Kahoi RT 31, Karang Anyar, Sungai Kunjang, Kota Samarinda.
Berdasarkan data yang ada, 60 persen dari kasus stunting yang terjadi saat ini beririsan dengan keluarga miskin ekstrem. Bahkan, kasusnya turut dipengaruhi faktor kurangnya ketersediaan kebutuhan dasar, akses air bersih, fasilitas sanitasi dan masalah lainnya.
Akan hal tersebut, Ananda Emira Moeis meminta pemerintah harus bersinergi dan membuat banyak program padat karya yang bisa membuka lapangan kerja di Kaltim.
Terutama, berbagai kegiatan pembangunan yang banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan dengan tenaga mesin. Apabila semua pihak saling mendukung, ia merasa bahwa usulan ini dapat terlaksana dan terealisasi dengan baik. Mengingat, kedua kasus ini (kemiskinan dan stunting) saling berhubungan.
“Mengapa saling berhubungan. Kan begini, ada satu keluarga miskin yang punya anak. Nah coba pikirkan, bagaimana mau bicara soal gizi untuk anak tersebut. Apabila untuk makan saja dari hari ke hari dan kedepannya itu belum tentu bisa tertangani dengan baik,” terangnya.
Setali tiga uang, Politikus PDI Perjuangan Dapil Kota Samarinda meminta agar pemerintah bisa melaksanakan kegiatan positif secara berkesinambungan hingga angka kemiskinan ekstrem dan stunting turun sesuai target.
(Adv/DPRD Kaltim/Jgl)