Pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC) Pemkab Kutim

Kutai Timur, Sketsa.id – Penanganan pada bencana merupakan prioritas utama di suatu daerah, khususnya di Kabupaten Kutai Timur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutim kini membentuk tim khusus, atau bisa disebut Tim Reaksi Cepat Tanggap Multi Sektor.

Berlangsung di Q-Hotel Sangatta Utara, Kepala BPBD Kutim Muhammad Idris Syam mengatakan, Tim dibentuk dengan tujuan memudahkan penanggulangan ketika terjadi bencana.

“Sehingga penanganan lebih cepat, tepat dan efektif,” katanya didampingi Kabid Kedaruratan Peralatan dan Logistik Muhammad Naim, Selasa (31/10/2023).
Dia berharap, kerja sama lintas sektoral yang terlibat dalam penanggulangan bencana, dapat membantu BPBD dalam hal penanggulangan. Mengingat TRC melibatkan 11 perangkat daerah (PD), 13 tim relawan dan 3 perguruan tinggi.

Pihaknya juga menghadirkan dua narasumber, yakni Agus Sulistiyanto dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kasubbid Fasilitasi Pemenuhan Kebutuhan Korban dan Pengungsi dan Saat Firdiyanto Staff Dit FPOK BNPB.

“Kita ingin penanganan berjalan dengan baik. Solid, terkoordinasi dan terarah,” harapnya.
Harapan itu disampaikannya bukan tanpa alasan. Ya, koordinasi dan komunikasi yang minim saat terjadi banjir besar yang merendam Sangatta tahun lalu, mendasari dibentuknya TRC. Apalagi banyak hal yang tidak tertangani saat bencana tersebut terjadi.
“Melalui TRC, kita semua akan berbagi tugas. Jadi saat terjadi bencana, tim sudah terkoordinasi dan ada petugas yang menangani di setiap lokasi,” ungkapnya.

Bahkan setelah tim dibentuk, pihak yang tergabung akan diberi bimbingan terkait penanganan kebencanaan dan pada kegiatan selanjutnya, para anggota TRC akan menggelar bimbingan teknis (bimtek) dan simulasi penanganan bencana.

“Ini penting untuk memastikan penanganan bencana hinggap pasca bencana dapat ditindaklanjut sebaik-baiknya,” tuturnya.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan Peralatan dan Logistik BPBD Kutim Muhammad Naim menambahkan, akan terjadi keselerasan dan kesatuan dalam penanganan bencana.
“Semua yang terlibat dalam TRC wajib menandatangani komitmen untuk bersedia sewaktu-waktu terjadi bencana. Sesuai dengan tujuan utama dari dibentuknya TRC, penyelamatan dan menyelamatkan, penyaluran cepat logistik, agar korban tidak terlalu lama kesulitan,” tutupnya.

Untuk diketahui, kegiatan itu melibatkan 50 peserta dan undangan. Termasuk unsur relawan, Basarnas, Tagana, Kodim 0909/KTM, Lanal Sangatta dan Polres Kutim. (adv/pa/Kutai Timur)